TRADISI ABHEKALAN (PERTUNANGAN) SEBAGAI UPAYA MENJAGA SILATURAHMI KELUARGA DI DESA KARANGSARI KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep tradisi Abhekalan (Pertunangan) sebagai upaya menjaga silaturrami dalam keluarga suku Madura. Penelitian dilakukan di Desa Karangsari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokuementasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah bahwa tradisi Abhekalan merupakan suatu kebiasaan menjodohkan atau mengikat dua anak berlainan jenis dalam sebuah ikatan yang mirip dengan pertunangan. Abhekalan di Desa Karangsari ini dilakukan pada anak yang masih memiliki hubungan saudara. Abhekalan bertujuan untuk menjaga garis keturunan, menjaga silaturahmi keluarga dan menjaga harta. Proses tradisi Abhekalan ini diawali dengan tahap Ngen-ngangen atau mengamati, tahap kedua yaitu Mintak atau meminta dan pada tahap ketiga yaitu melamar. Abhekalan ini masih banyak dilakukan masyarakat keturunan suku Madura yang tinggal di Desa Karangsari hingga saat ini.
References
Astari, D. K., Alam, F. F. M., & Anitasyah, S. (2019). Studi Masyarakat Madura. Bandung.
Dardiri Zubari. (2013). Rahasia Perempuan Madura. Surabaya: Al-Afkar Press/ Andhap Ansor.
De Jonge, Huub. (1989). Madura dalam Empat Zaman; pedagang, perkembangan ekonomi dan Islam. Jakarta: Gramedia.
Hidayat, Y. (2013). Hubungan Sosial Antara Etnis Banjar Dan Etnis Madura Di Kota Banjarmasin. KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture, 5(1): 87–92.
Jawasn Yazid Bin Abdul Qadir. (2018). Hadiah Istimewa Menuju Keluarga Sakinah. Depok: Pustaka Khazanah Fawaid.
Maisaroh, S. (2016). Networking Etnisitas Sebagai Modal Sosial Etnis Madura Di Perantauan’, in Seminar Nasional Gender & Budaya Madura Iii Madura: Perempuan, Budaya & Perubahan Networking. 85–92.
Muhammad Idrus. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial, pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (2th ed). Jakarta: Erlangga.
Munandar, S. C. U. (2001). Psikologi Perkembangan Pribadi dari Bayi Sampai Lanjut Usia. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Novianti dkk. (2014). Tradisi Mitoni Dalam Pandangan Agama Budha Penelitian Lapangan di Dusun Sodong Desa Gelangkulon Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. (Review of the book Tradisi Mitoni Dalam Pandangan Agama Budha). Sabbhata Yatra: Jurnal Pariwisata dan Budaya. 1 (1) 64.
Raco, D. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
Rifai, Mien Ahmad. (2007). Manusia Madura: Pembawaan Perilaku Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Nuansa Aksara.
Soekanto Soerjono. (1999). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Sholichah, I. F. (2021). Identitas Sosial Mahasiswa Perantau Etnis Madura. PSIKOSAINS. 11(1) 40–52.
Syamsuddin. (2018). Pembahasan Nilai-Nilai Sufistik Kekerabatan Masyarakat Madura (Analisis Budaya Suguhan Makanan Ngakan Nase’ bagi Kunjungan Tamu Keluarga Madura di Desa Pakandangan Barat Kec Bluto Sumenep. Tesis. IAIN Kudus.
Sutimah. (2023, April 22). Personal interview.
Iwan Kuswandi, Lilik Fadilatin Azizah. (2018). Tradisi Mitos Sangkal dalam Pertunangan Dini Perspektif Kiai di Madura. Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim Society, 3 (2): 161.
Thalib, M. (1995). Petunjuk Menuju Perkawinan Islam. Bandung: Irsyad Baitus Salam.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Review of the book Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sabbhata Yatra: Jurnal Pariwisata dan Budaya. 1 (1) 64.
