WISATA BUDAYA DAN KULINER SUKU TENGGER DI DESA WISATA NGADAS, TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

  • Teddy Chandra Politeknik Pariwisata NHI Bandung
Keywords: Wisata Budaya, Kuliner, Suku Tengger, Desa Wisata Ngadas

Abstract

Desa Wisata Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang adalah desa wisata yang berada di kawasan pariwisata Bromo Tengger Semeru (BTS). Wisata Budaya Dan Kuliner Suku Tengger Di Desa Wisata Ngadas, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari rumusan masalah sebagai berikut: 1) bagaimana gambaran Desa Wisata Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang sebagai destinasi wisata; 2) bagaimana gambaran pariwisata di Desa Wisata Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang sebagai destinasi wisata; 3) bagaimana gambaran kuliner di Desa Wisata Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang sebagai destinasi wisata. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) studi pustaka & dokumentasi; 2) observasi; dan 3) wawancara. analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Wisata Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ini memiliki ragam daya tarik wisata budaya dan juga memiliki aneka kuliner yang khas.

References

Andersson, T. D., Mossberg, L., & Therkelsen, A. (2017). Food and tourism synergies: perspectives on consumption, production and destination development. Scandinavian Journal of Hospitality and Tourism, 17(1), 1–8. https://doi.org/10.1080/15022250.2016.1275290
Arrindri, S. (2020). Analisis Kualitas Sambal Bawang Teropong Khas Tengger Dalam Kemasan Gelas Jar Selama Penyimpanan. Diploma thesis. Universitas Negeri Malang.
Badan pusat statistik.
Dabamona, S. A. (2022). Tinjauan Literatur Sistematis terhadap Pengalaman Wisatawan dalam Wisata Halal. Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas dan Perjalanan. Volume 6, Nomor. 2, 2022:129-141.
Ellis, A., Park, E., Kim, S., & Yeoman, I. (2018). What is food tourism? In Tourism Management(Vol. 68, pp. 250–263). Elsevier Ltd. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.03.025
Erwan, F Dkk. (2022). Perancangan Daya Tarik Wisata Untuk Pengembangan Desa Wisata Dan Inovasi Nilam Di Desa Ranto Sabon Kabupaten Aceh Jaya. JUMPA Volume 9, Nomor 1, Juli 2022.
Fajri, D. L. (2021). Mengenal Bahasa, Rumah Adat, dan Tradisi Suku Tengger. Dalam Katadata.co.id, 25 Oktober 2021.
Getz, D., Robinson, R., Andersson, T., & Vujicic, S. (2014). Foodies and foodtourism. Goodfellow Publishers. https://www.goodfellowpublishers.com/
Gozali, G., & Wijoyo, T. (2022). Development of culinary tourism based on tourist's perception and experience in Balikpapan City. Jurnal Pariwisata Pesona, 7(2).
Gulo, Z.(2002). Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Hasnah, V. A., & Nugroho, S. P. (2021). Gastronomi Makananan Yogyakarta Sebagai Atraksi Wisata Kuliner. Undergraduate Conference on Language, Literature, and Culture (UNCLLE), 1(1), 141–154.
Hidayat, A. N. (2018). Suku Tengger Saat Perayaan Galungan. Dalam Tempo Data Science, 30 Mei 2018
Hubner, I. B., Pramono, R., Sitorus, N. B., & Lemy, D. M. (2022). Implementation of the Four Pillars of Sustainable Tourism Destinations in the Tourism Village of Kampung Keranggan , South Tangerang. 510–520.
Juliana, J., Sihombing, S., & Antonio, F. (2022). Experienced economic approach in tourism product development in The Keranggan Tourism Village, South Tangerang. Jurnal Pariwisata Pesona, 7(2). doi:https://doi.org/10.26905/jpp.v7i2.8342
Kristiawan, A. P. (2021). Pengembangan Wisata Berbasis Cagar Budaya di Kompleks Percandian Penataran Kabupaten Blitar. Jurnal ALTASIA, 67-76.
Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada
Media Group.
López-Guzmán, T., & Sánchez-Cañizares, S. (2012). Culinary tourism in Córdoba (Spain). British Food Journal, 114(2), 168–179. https://doi.org/10.1108/00070701211202368
Ma'rufiati, A. (1998). Upacara Barikan Pada Masyarakat Desa Mororejo Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Tesis. IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Nazir, M. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pitana, I. G & Diarta, I. K. S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Priasukmana, S. & Mulyadin, R. M. (2001). Pembangunan Desa Wisata: Pelaksanaan Undang-undang Otonomi Daerah. Info Sosial Ekonomi, 2(1), 37-44.
Priyasidharta, D. (2015). Cabai Udel, Menu Wajib Ramadan Suku Tengger. Dalam Tempo.co, 20 Juni 2015
Pusat data & informasi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. (2022). Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulan November 2022. Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif.
Rahmawati, E. & Suseno, B. (2021). Tradisi Masyarakat Tengger Bromo Sebagai Salah Satu Aset Wisata Budaya Indonesia. Jurnal Nusantara (Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Perhotelan), Vol.4 No.1 Februari 2021
Ranteallo, I. C., & Andilolo, I. R. (2017). Food Representation and Media: Experiencing Culinary Tourism Through Foodgasm and Foodporn. In Balancing Development and Sustainability in Tourism Destinations (pp. 117–127). Springer Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-10-1718-6_13
Ricardo, R. (2019). Sego Ndeso Tengger, Nasi Jagung Putih Khas Bromo. Dalam Republika.co.id, 15 Oktober 2019.
Rofiq, M. (2017). Warga Suku Tengger Gelar Ritual Pujan Kesanga. Dalam detiknews, 21 April 2017.
Rudiyanto, R & Hutagalung, S. (2022). Analisis Potensi Wisata Alam Dengan ADO-ODTWA: Studi Kasus Desa Kempo. Jurnal Kepariwisataan Vol. 21. No. 2.
Sekaran, U. & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business: A Skill Building Approach. New York: John Wiley & Sons.
Septiyani, K & Hartik, A. (2022). Mengenal Suku Tengger, Dari Asal Usul Hingga Tradisi. Dalam kompas.com, 20 Oktober 2022.
Setiawan, A. S. & Batubara, R. P. (2022). Penerapan Prinsip Ekowisata di Situ Gede sebagai Daya Tarik Wisata Unggulan Kota Bogor. Jurnal ALTASIA. Vol. 4, No. 2, Tahun 2022.
Stange, J. and Brown, D. (2013). Tourism Destination Management Achieving Sustainable And Competitive Results. Washington, DC: USAID.
Subandi. (2011). Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian Pertunjukan. Harmonia, 11(2).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukarno, D. (2010). Walagara, Among-Among, Dan Entas-Entas. Dalam sastra-indonesia.com, 27 September 2010.
Sutarto, A. (2006). Sekilas Tentang Masyarakat Tengger. Makalah: disampaikan pada acara pembekalan Jelajah Budaya 2006 yang diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, tanggal 7 – 10 Agustus 2006.
Taniardi, P. N. (2013). Tradisi Megalitik Pada Ritual Kekerik Di Kalangan Masyarakat Tengger. Berkala Arkeologi Vol. 33 No. 2, November 2013, 33 (2). pp. 185-200.
The World Food Travel Association.
Tifani. (2022). Mengenal 6 Tradisi Suku Tengger yang Menarik dan Bermakna Sakral. Dalam katadata.co.id, 1 September 2022.
World Tourism Organization.
Wulandari, E., Retno Utami, A., & Purwanti, T. (2019). Daya Tarik Wisata Kuliner Di Kota Bandung (Studi Kasus Pada Wisata Kuliner Dago). Jurnal Education and Economics (JEE), 02(03), 389–394.
Yeoman, I., & McMahon-Beatte, U. (2016). The future of food tourism. In Journal of Tourism Futures (Vol. 2, Issue 1, pp. 95–98). Emerald Group Publishing Ltd. https://doi.org/10.1108/JTF-12-2015-0051
Yoeti, O. A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Published
2025-01-12
DOI : https://doi.org/10.53565/sabbhatayatra.v5i2.1524